Meningkatkan
Kreativitas Dan Inovasi Untuk Masa Depan Sistem Informasi
s
|
alah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas
pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun
produk hasil pendidikan itu sendiri. Tengoklah hasil laporan Bank Dunia tentang
hasil tes membaca anak kelas IV SD Indonesia sangat memprihatinkan, belum lagi
bidang matematika dari 38 negara, Indonesia menduduki peringkat ke 32.
Sedangkan dari segi proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar
guru di kita lebih cenderung pembelajaran dalam arti menanamkan materi
pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat,
menghafal, dan menumpuk informasi. Oleh karena itu, beragam tudingan yang
disampaikan ke pihak pemerintah yang kurang peduli terhadap pendidikan
bangsanya termasuk urusan pendidikan dasar khususnya SD.
Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut
merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana
terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya
pendidikam yang harus diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah
transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
Dikaitkan dengan tuntutan masa depan yang
bukan hanya bersifat kompetitip tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan
teknologi dan informasi maka kualitas sistem pembelajaran yang dikembangkan
harus mampu secara cepat memperbaiki berbagai kelemahan yang ada. Salah satu
cara yang dapat dikembangkan adalah mengubah sistem pembelajaran konvensional
dengan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dengan dukungan
sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran dengan memanfaatkan sarana
teknologi imformasi melalui jaringan internet merupakan salah satu alternatif
yang tepat dan dapat mengatasi berbagai persoalan pembelajaran, walaupun sistem
pendidikan di Indonesia keberadaannya sangat hetrogen karena terbentur masalah
letak geografis yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan teknologi
informasi.
Kita harus menyadari bahwa perkembangan
teknologi informasi telah memasuki berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia
pendidikan lebih khususnya pembelajaran telah diintervensi oleh keberadaan
teknologi ini. Seiring dengan perkembangan aplikasi teknologi informasi dalam
dunia pendidikan, maka berbagai bahan belajarpun telah diproduksi dan
dikonsumsi oleh pembelajar melalui medium teknologi informasi dalam bentuk
kemasan yang sangat bervareasi. Berbeda dengan proses pembelajaran tradisional
yang mengandalkan guru sebagai sumber belajar yang pertama dan utama sedangkan
sumber lain hanyalah pelengkap untuk kegiatan pembelajaran yang biasanya sudah
digariskan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Electronic Learning (E.Learning) pada
hakekatnya adalah belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi
komputer atau internet. Teknologi belajar seperti itu dapat juga disebut
pembelajaran berbasis web (Web Based Instruction). Pembahasan mengenai
E-Learning ini merupakan fokus utama dalam pembelajaran modul ini, oleh karena
itu secara rinci sajian materi modul ini meliputi penjelasan tentang: konsep
pembelajaran Electronic Learning, model pengembangan pembelajaran melalui
internet, dan kemasan bahan belajar melalui teknologi informasi.
Dalam situasi pasar yang kompetitif, inovasi
mendapat kedudukan yang terhormat. Agar dapat bertahan dan menang, perusahaan
mengandalkan inovasi, yang dapat berupa inovasi produk, inovasi layanan,
inovasi sistem, dan berbagai inovasi lainnya. Terkadang inovasi memang
membutuhkan teknologi yang tinggi, dan dibutuhkan orang yang pintar agar dapat
menelurkan produk-produk inovatif.
Lingkungan bisnis TI, telekomunikasi, otomotif, dan sejenisnya memang membutuhkan kepintaran ekstra untuk melakukan inovasi. Tetapi sering pula inovasi bercerita tentang hal-hal yang sangat sederhana. Banyak inovasi yang sebenarnya bukan menjadikan tambah canggih, tetapi menjadi makin sederhana. Karena tujuan inovasi adalah membuat hidup lebih mudah.
Masih banyak yang berpikir bahwa kreativitas
bukanlah hal yang terlalu penting bagi mereka. Mereka mengasosiasikan
kreativitas yang tinggi hanya diperlukan untuk bagian-bagian tertentu
organisasi, sementara bagian-bagian lainnya tidak memerlukannya. Misalnya,
orang-orang yang bekerja di bagian pemasaran, penjualan, desain, atau
pengembangan produk sajalah yang memerlukan kreativitas yang tinggi.
Bagian-bagian yang lain, seperti akuntansi atau administrasi tidak memerlukan
kreativitas yang tinggi.
Kreativitas yang tinggi menjadikan posisi tawar menawar meningkat, yang amat mendukung lancarnya karier. Tetapi ingat, kreativitas bukanlah sesuatu yang netral, dan harus diletakkan dalam konteks tertentu. Kreatif dalam konteks pekerjaan berarti melakukan sesuatu yang baru untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan. Ini dapat berarti pendekatan baru terhadap misalnya efisiensi produksi, mengelola dinamika karyawan, dan pelayanan kepada pelanggan. Karena tidak jarang pula ada kreativitas yang tidak memberi nilai tambah bagi pelanggan.
Mitos yang menyatakan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, adalah keliru. Sebaliknya kreativitas dapat ditumbuhkembangkan pada setiap orang melalui proses yang sifatnya bertahap. Sebuah penelitian menunjukkan, pemimpin yang memberikan stimulasi intelektual dan mendorong bawahannya untuk berpikir lebih terbuka dapat meningkatkan kreativitas bawahannya. Kreativitas juga dapat ditumbuhkan melalui pelaksanaan tugas yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim, terutama yang memiliki latar belakang yang beragam, dapat mendorong kreativitas.
Kreativitas berarti keberanian untuk mengambil risiko, karena mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan hasilnya belum pasti. Tentu lebih aman jika memakai metode lama yang hasilnya sudah teruji. Ini berarti harus lebih berani melakukan kekeliruan secara berlebihan. Tentu saja harus mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi dengan cermat terlebih dahulu.
Kreativitas yang tinggi menjadikan posisi tawar menawar meningkat, yang amat mendukung lancarnya karier. Tetapi ingat, kreativitas bukanlah sesuatu yang netral, dan harus diletakkan dalam konteks tertentu. Kreatif dalam konteks pekerjaan berarti melakukan sesuatu yang baru untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan. Ini dapat berarti pendekatan baru terhadap misalnya efisiensi produksi, mengelola dinamika karyawan, dan pelayanan kepada pelanggan. Karena tidak jarang pula ada kreativitas yang tidak memberi nilai tambah bagi pelanggan.
Mitos yang menyatakan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, adalah keliru. Sebaliknya kreativitas dapat ditumbuhkembangkan pada setiap orang melalui proses yang sifatnya bertahap. Sebuah penelitian menunjukkan, pemimpin yang memberikan stimulasi intelektual dan mendorong bawahannya untuk berpikir lebih terbuka dapat meningkatkan kreativitas bawahannya. Kreativitas juga dapat ditumbuhkan melalui pelaksanaan tugas yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim, terutama yang memiliki latar belakang yang beragam, dapat mendorong kreativitas.
Kreativitas berarti keberanian untuk mengambil risiko, karena mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan hasilnya belum pasti. Tentu lebih aman jika memakai metode lama yang hasilnya sudah teruji. Ini berarti harus lebih berani melakukan kekeliruan secara berlebihan. Tentu saja harus mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi dengan cermat terlebih dahulu.
Agar
kreativitas meningkat, kita harus rajin mempelajari hal-hal baru. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, berdiskusi, atau bergabung
dengan milis atau asosiasi profesi. Tidak jarang solusi untuk memecahkan suatu
masalah terinspirasi dari hal-hal yang baru dipelajari tersebut. Tidak ada salahnya
pula jika seorang karyawan bergabung dengan bagian lain yang berbeda dengan
latar belakang yang dimilikinya.
Saran saya usahakanlah saat sudah mulai
menulis, tulislah artikel itu hingga selesai. Karna toh nantinya kalau dibiarin
atau ditunda-tunda, barangkali ide yang mungkin lagi hangat-hangatnya itu
besok-besok malah sudah menjadi loyo dan tidak semangat lagi untuk diceritakan.
Tapi toh kalau memang benar-benar terkendala,
coba baca dulu artikel saya "Meningkatkan Kreativitas Dan Inovasi
Untuk Masa Depan Sistem Informasi" Mungkin itu bisa menjadi solusi buat sahabat yang terpaksa belum bisa
menyelesaikan suatu artikel secara langsung. Intinya sih jangan sampai proses
menulis itu menjadi tidak menyenangkan. Dan jangan pula berharap untuk bisa
langsung menulis dengan baik secara instan. Justru menikmati proses belajar
menulis perlahan-lahan tapi pasti, disitulah letak sensasinya ngeblog yang
menyenangkan!!!
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar